If you have time, please check my twitter and my facebook. See You There!
The light in my darkest hour
Welcome to my blog. Before anything else please follow these rules: No ripping, spamming, and any type of childish acts. Respect is a must:).

peace,love,respect
navigations

Profile Blog Links Joined Credits
me myself and I
Being called weird is like being called Limited Edition. Meaning you're something people don't see that often. Remember that. :) Me an aquarius. Mental groupie of my boyfriend.

doing...
Feeling : in love
Eating : noddle
Doing : stalking ;D
Watching : ngc
Listening to : incubus - quicksand

me anywhere
facebook | twitter | myspace | plurk | my (other) blog

me loves it!
goodnight electric | diani apsari | diana rikasari | jepang tembem

me shopping
distroonline | wondershoe | bloopendorse | batikdistro

tagboard

Rotten Things
June 2008 | July 2008 | August 2008 | October 2008 | November 2008 | January 2009 | February 2009 | March 2009 | April 2009 | May 2009 | June 2009 | July 2009 | August 2009 | September 2009 | October 2009 | November 2009 | December 2009 | January 2010 | February 2010 | March 2010 | April 2010 | May 2010 | June 2010 | July 2010 | November 2010 | December 2010 | February 2011 | March 2011 | May 2011 | September 2011 | July 2012 | April 2013 | February 2014 |

Perbedaan
Presentasi dadakan!
Gak fokus
Benci dengan image saya
H+2
Belajar
10 x 10 cepek deh
Menunggu
Membabi buta
Hepi hepi for me


Music
Music Here!



Website counter

Kena Batunya
Written at January 18, 2009 | back to top

Saya belum cerita, pengalaman sewaktu pendidikan di sendik Jakarta desember 2008 lalu. Yang paling saya ingatselain bertemu teman2 baru yang seru, adalah kejadian yang satu ini. Begini ceritanya. Setelah hampir tiga minggu mendapat pendidikan, dapet ilmu yang sangat bermanfaat dari instruktur2 yang oke sekali, kita sekelas dapet jatah libur full dua hari, pas weekend. Karena hari senin-nya, harus terbang kembali ke daerah masing-masing, jadi kita berencana buat seru2an selama dua hari terakhir. Diputuskanlah hari pertama ke Ragunan aja yang deket. Oke, akhirnya saya, indra, sari, ira, dodo, arie, ricki dan farell berangkat, setelah acara penutupan sabtu siang, naik busway nyampe di ragunan. Yah, kita semua emang norak banget *mengakui*, di setiap sudut selalu foto-foto, entah itu pake kamera or hp-nya siapa, gak perduli, yang penting bisa difoto. Ralat, mungkin bukan norak, tapi pintar memanfaatkan setiap kesempatan yang ada...hihi. Cerita di Ragunan ini seru juga, tapi dilewatin aja ya, soalnya bakalan kepanjangan...hehe..
Menelusuri luasnya kebun binatang itu ternyata cukup melelahkan. Ketika udah mau pulang sorenya, ada yang masih pengen melanjutkan perjalanan kemana lagi gitu, tapi indra udah pengen balik ke sendik, capek katanya. Akhirnya, karena kasihan juga melihat Indra yang memasang tampang menyayat hati *halah*, kita setuju untuk pulang saja. Tapi, ternyata lain di mulut lain di hati. Tanpa indra tahu, busway sudah melewati halte mampang, dan kita semua diam saja. Haha, begitu sadar udah nyampe monas gitu. Yaudah deh, terpaksa mampir di monas, lanjut lagi foto2nya.
*Sigh*, Indra.
Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam, dan kita semua kelaparan. Jadi, rencananya dari monas turun ke halte busway terakhir yang terdekat dengan sendik (deket sendik haltenya belum beroperasi), kita akan makan dulu. Rencananya lho.
Belum lagi masuk ke halte monas, saya, ira, sari dan indra yang jalan paling depan masih dengan riang gembira,
“Hey, foto2 yuk disini...”, Ira.
“Hayuuk.”, saya, sumringah.
“Pake hp siapa, Ira aja”, Ira.
“Udah Ra, pake hp-ku aja, memori Ira kepenuhan”, saya.
Dengan sigap *sepertinya sigap* saya mengeluarkan hp saya dari saku celana jeans, tapi hp ternyata tidak ada di tangan saya, melainkan langsung jatuh ke jembatan tempat saya berpijak, lalu satu detik kemudian terpental ke jalan raya aspal di bawah jembatan.
Eng ing eng,,,,saya hanya terdiam, butuh dua detik untuk menyadari apa yang terjadi.
“Dian, hp-nya!!”, Indra.
Saya, indra, sari dan Ira otomatis melihat ke bawah, ke aspal tempat si hp menukik tajam. Saya mundur, sedang mereka bertiga melaporkan apa yang terjadi.
“Arrggh, kelindes mobil, mbak”, Sari.
“Pecah!!”, Ira.
“Diannn...”, Indra menenangkan saya sebisanya.
Dodo dan Ricki yang baru nyampe atas, berlari turun lagi ke jalan begitu diberitahu Ira kejadiannya.
“Dian, soriii...”, Indra.
Mereka bertiga mengusap-usap punggungku, menenangkan saya yang masih diam. Yang terbayang oleh saya saat itu, kenangan menghabiskan sebagian waktu dengan berfacebook-ria bersama hp itu, lagu inspirational joni akan tidak terdengar lagi dari hp itu, foto2 aneh saya selama di sendik dan foto2 liburan hari ini yang belum dilihat lagi oleh saya masih terdampar di hp itu, besok masih ada liburan sehari dan saya gak bisa foto2 pake hp itu...huwaaaaaa,,,sedihnyahh!
Dodo datang dengan wajah yang tak terbaca, lalu tersenyum tenang.
“Hey, tenang aja, masih bisa diselamatkan, isinya masih lengkap dan tidak tergores”, Dodo.
Lemas rasanya melihat hp saya terpisah menjadi 5 bagian, semua bagiannya lepas dan ada bekas benturan di casing bagian bawah yang menunjukkan kalau benda tersebut jatuh dari ketinggian lebih dari 5 meter. Sepertinya yang terlindas mobil seperti kata Sari, adalah casing bagian depan dan batere. Dan Allah masih sayang sama saya, karena tidak ada goresan lain di hp itu. Ternyata hp-ku tersayang itu body-nya tahan bating, salut. Dan lagi, saya bersyukur jalanan malam itu agak sepi, jadi hanya beberapa kendaraan yang lewat. Teringat betapa sayang yang berlebihan memang tidak baik. Kalo kata Indra, dia jadi sering dicuekin oleh saya gara2 hp itu, katanya saya selalu hidup dalam dunia saya sendiri yang dia tidak akan bisa masuk *ohya? Masa sih? thinking*. Berlebihan rasa gembira menjalani liburan bisa juga, kita semua gak inget waktu, gak inget untuk melapor kepada Allah hari itu. Itu adalah peringatan! Biasanya saya gak pernah begitu saja memasukkan hp ke dalam saku celana, tapi hari itu saya lupa.
Karena sudah terjadi, it’s okay. Setidaknya keadaan gak terlalu parah, bukan saya yang terlempar ke jalanan, melainkan hp saja...haha.
Teman-teman merasa tidak perlu menenangkan saya lagi, karena sehabis itu saya sudah bisa senyum lagi. Buktinya, mereka seenaknya saja menyuruh saya menelpon bagian security karena suara saya dianggap cukup tegas untuk berhadapan dengan pihak security. Hehe, soalnya waktu itu kita jadi makan dulu dan sudah melewati jam malam di sendik, dan mereka mempertaruhkan hidup mereka malam ini di tangan saya. Ada-ada saja, pasti mereka lupa kalau baru saja saya mendapat musibah...huuh.

Sudah menerima hukuman hari itu, mendapat hikmahnya, dan siap untuk liburan lagi esok paginya.

Optimis donk, harus. Sekarang sih sudah beda keadaan hp-nya. Begitu nyampe rumah, saya langsung bawa hp saya yang gak mau nyala itu ke nokia care center. Ternyata, hanya perlu diganti baterenya.....tralala trilili. Btw, diiringi pandangan bertanya2 dari mbak2 customer service nokia care center, kenapa hp-nya bisa jatuh setinggi itu. No comment deh.

Labels: ,